Senin, 21 Desember 2015

Laporan Baca Jurnal Budaya Populer dan Realitas Media (Televisi) di Indonesia

LAPORAN BACA JURNAL KAJIAN BUDAYA
“Budaya Populer dan Realitas Media (Televisi) di Indonesia”


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengantar Kajian Budaya
Dosen pengampu: Asep Yusup Hudayat, M.A.





Disusun oleh:
ARI KARNANDA
180210140041





PROGRAM STUDI SASTRA SUNDA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARANN
DESEMBER 2015



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunianya kepada kita. Allhamdulillah Laporan Baca Jurnal Kajian Budaya ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Kajian Budaya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini terutama kepada Bapak Asep Yusup Hudayat, M.A,. Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Sunda Universitas Padjadjaran, yang telah membimbing dan mengajarkan pada mata kuliah Pengantar Kajian Budaya ini.
Penulis menyadari masih banyak kekuranagan pada laporan ini. Oleh sebab itu, penulis sangat berharap adanya saran dan tanggapan yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai sebuah informasi.
                                                           
                       
                                                                      Jatinangor, 20 Desember 2015


                                                                                    Penulis







BUDAYA POPULER DAN REALITAS MEDIA (TELEVISI) DI INDONESIA

A.    Identitas Jurnal
a.        Judul      :  “Budaya Populer dan Realitas Media”
b.      Penulis   : Teguh Imanto
c.       Tahun     : Mei 2013
d.      Penerbit : Universitas Esa unggul

B.     Pertimbangan Dipilihnya Jurnal
1.   Gencarnya arus globalisasi yang menerjang ke berbagai negara termasuk Indonesia, dan dalam waktu bersamaan hadirnya kecanggihan teknologi telah banyak membantu dalam penyebarannya. Media massa (Televisi) merupakan alat yang plaing efektif untuk menyebarkan berbagai macam informasi. Ini sangat menarik karena media massa ternyata mampu merubah gaya hidup seseorang, dan bisa mempengaruhi hidup seseorang. Tentunya hal itu akan membuat seseorang kehilangan jati dirinya dan lebih terpaku pada nilai-nilai yang ada di media massa yang belum tentu baik untuknya. Disisi lain media massa juga memberikan keuntungan bagi beberapa pihak yang mengelolanya (Kapitalis) dan hal ini tentunya menarik untuk di analisis oleh kajian budaya.

2.   Karena masalah ini merupakan masalah yang saling keterkaitan antara sistem kapitalis. Media sebagai sarana dari sistem ini dan masyarakat menjadi objek atau sasaran dari pada konten yang disajikan melalui Media televesi, yang berdampak kepada pengaruh terhadap gaya hidup masyarakuatnya itu sendiri. Disini sudah jelas adanya praktik hegemonisasi yang sudah sangat namapak. Oleh karena itu pada pembahasan ini akan dikaitkan dengan teori hegemoni.

3.      Model Sistematika Penulisan
·         Judul Jurnal, judul ditulis dengan menggunakan huruf times new roman 14 Point (pt) cetak tebal, dengan spasi 1 dan ditempatkan simetris ditengah
·     Nama Penulis, nama penulis, ditulis dibawah judul. Jarak antara judul dan nama penulis diberi satu spasi kosong, dengan ukuran huruf 14 pt.
·    Abstrak, abstrak merupakan ikhtisar suatu tugas akhir yang memuat latar belakang atau permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil dan kesimpulan. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (bahasa indonesia dan bahasa inggris). Diantara teks abstrak bahasa indonesia dan bahasa inggris tertulis judul jurnal dalam bahasa inggris. Kata “abstrak” dicetak tebal dengan ukuran 12 pt dan diletakan simetris. Jarak antara email dan kata “abstrak” diberi dua spasi kosong ukuran huruf 12 pt. Teks abstrak bahasa indonesia ditulis setelah kata “abstrak” bahasa indonesial. Kata dalam “abstrack” sebagai penanda abstrak bahasa inggris dicetak tebal dengan ukuran huruf 12 pt dan diletakan simetris dengan jarak satu spasi kosong ukuran huruf 12 pt.
·         Pendahuluan / latar belakang
Isi bagian pendahuluan ditulis ringkas umumnya terdiri atas latar belakang masalah, permasalahan dan tujun penelitian. Pendahuluan ditulis setelah keyword, dengan jarak tiga spasi kosong dan ukuran huruf 12 pt tulisan “pendahuluan” menggunakan 12 pt dengan cetak tebal. Ada jarak satu spasi kosong dengan ukuran huruf 10 pt sebelum menulis isi pendahuluan.
·         Pembahasan
Isi bagian ditulis ringkas, dikaitkan dengan teori yang digunakn
·         Kesimpulan
Isi bagian kesimpulan ditulis ringkas dan harus menjawab masalah penelitian
·         Saran
Isi bagian saran ditulis ringkas. Berisi saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dan saran-saran aplikatif ( bila ada )
·         Daftar Pustaka
Isi bagian kepustakaan, hanya pustaka yang digunakan yang tertulis pada naskah ringkas



C.    URAIAN ISI POKOK JURNAL
Lahirnya modernisasi kehidupan telah banyak merubah cara pandang dan  pola hidup masyarakat, sehingga peradaban yang terlahir adalah terciptanya budaya masyarakat konsumtif dan hedonis dalam lingkungan masyarakat kapitalis.
Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh Kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang konon katanya lebih atarktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyaraka.
Salah satu ciri khas dari budaya populer adalah kepraktisan, pragmatisme, dan keinstanan, dan media cetak maupun media elektronik memiliki peran penting terhadap penyebarluasan budaya pop di kalangan masyarakat.
Tanpa kita sadari suguhan instan seperti itu bukan mencerdaskan tetepi mungkin hanya sebagai hiburan tapi lama kelamaan menjadi komoditas yang konsumtif.
Menurut tinjauan teori ekonomi politik media, institusi media harus dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi yang juga berkaitan erat dengan sistem politik. Jika kita melihat media sebagai bagian dari aktivitas industri atau ada juga yang menyebutnya media ekonomi kita akan memahami hubungan antara produsen media terhadap khalayaknya, pengiklan dan masyarakat.
Industri media merupakan industri yang unik yang melayani dua pasar sekaligus yaitu khalayaknya dan pengiklan. Ada 3 sumber kehidupan bagi media, yaitu: content, capital, dan audiens. Content bekaitan dengan isi dari sajian media, capital bekaitan dengan sumber dana untuk menghidupi acara, sedangkan audience berkaitan dengan masalah segmen yng ditujunya. Dengan dengan demikian dapat dipahami mengapa media banyak digunakan untuk kepentingan komersial. Karena untuk bertahan media membtuhkan ketiga sumber kehidupan itu yang ketiganya memiliki keterkaitan satusama lain. Kinerja seperti ini tentu saja  membuat media dijadiakan  alat bagi para pemilik modal (kapitalis) guna mempertahankan dominasinya entah itu dalam hal ekonomi, kekuasaan maupun politis.
Sebuah istilah ”Budaya Populer” atau disebut juga dengan ”Budaya Pop”, dimana budaya ini dalam pengaktualisasiannya mendapat dukungan dari penggunaan perangkat berteknologi tinggi ini, sehingga dalam penyebarannya begitu cepat dan mengena serta mendapat respon sebagian besar kalangan masyarakat. Budaya ini tumbuh subur dan cepat mengalami perkembangan yang cukup segnifikan, keberadaanya sangat kuat pada kehidupan masyarakat Indonesia. Penyiaran Televisi yang dituduh oleh masyarakat, sebagai biang kerok atas retaknya budaya luhur negeri ini dalam taraf yang sangat memprihatinkan.
Media khususnya televisi di Indonesia kini terjebak dalam  suatu permainan membalikkan strata budaya dan tata nilai serta perilaku masyarakat yang sebenarnya, sehingga perancangan program acara ala kadarnya itu, tidak ada lagi standar acuan kebenaran, karena semuanya hanyalah sekedar menciptakan festival, kemeriahan, kemegahan, sensasi, spektakuler dengan permainan kekaburan nilai dan makna. Kalau sudah begini lantas kita mau apalagi ?, maka terkuburlah nilai-nilai kebenaran dengan peraihannya melalui beberapa proses berdasarkan aturan-aturan tertentu, kini semua penerapannya dicomot secara bebas tanpa ada aturan.
Itulah sekelumit gambaran dari sekian rentetan panjang tentang ”Budaya Populer” dan keberadaanya begitu mendominasi di tengah masyarakat Indonesia terutama kaum remaja, hingga budaya lokalpun sedikit demi sedikit tersudutkan dan akhirnya terlempar dari lingkungan masyarakatnya. Melihat gejala dan perkembangan yang begitu liar ini, pantaslah beberapa kalangan sangat mengkhawatirkan tentang penyebarannya, karena sasarannya mencakup cukup luas baik dari kalangan atas, menengah, bahkan kalangan masyarakat rendahpun terkena dampaknya. Demikian juga dari usia bisa menyerang anak-anak, remaja, dan dewasa.
Televisi mampu menggiring alam pikiran manusia hingga pada akhirnya bisa merubah pola hidup, baik yang positif dan negatif di tengah-tengah kehidupan manusia. Segala macam apa yang ditayangkan televisi akan berdampak pada psikologi manusia yang mempunyai kecenderungan untuk meniru apa saja dari pengalaman mereka lihat, dan korbannyapun tanpa pandang bulu dibuatnya, siapapun sasarannya entah anak-anak, remaja, eksekutif muda ataupun orang tua sekalipun, semua bisa terjebak dalam ikatannya. Dampak tayangan televisi akan membentuk gaya hidup dalam masyarakat  kapitalis yang mengusung budaya baru dan akan membentuk perilaku kearah pergaulan bebas dalam kehidupan yang dipenuhi dengan sikap materialistik dan hedonis.
Kuatnya serangan media khususnya televisi di Indonesia dengan segala macam bentuk keragaman tayangan, berdampak pada sikap gaya hidup masyarakat yang cederung konsumeristik dan berjiwa hedonis serta menonjolkan berpenampilkan kearah keglamouran hidup. Perilaku santun dan norma-norma kehidupan yang terlahir dari warisan para leluhur bangsa Indonesia, telah terkoyakkan oleh hadirnya budaya populer yang serba instan dan cenderung materialistik itu, telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Para generasi insan negeri ini lebih cinta dengan kebudayaan impor ketimbang dengan budayanya sendiri. Masayarakat kebanyakan didalam memenuhi kebutuhan hidupnya, lebih percaya pada produk-produk buatan luar negeri dari pada produk bangsanya sendiri, termasuk pola hidupnya yang jelas-jelas bertentangan dengan ideologi dan falsafah hidup bangsa ini. Bagaimana mungkin menumbuhkan jatidiri bangsa?, sementara kita tidak mempercayai hasil dari keringat dan pikiran kita sendiri. Bagaimana mungkin membangkitkan semangat kebangsaan sementara ideologi Pancasila dikoyak-koyak dengan hadirnya ideologi lain. Karena jatidiri bangsa yang lemah itulah, membuat insan negeri ini tak berdaya menjadikan Republik Indonesia menjadi sebuah negara yang mandiri dengan kekuatannya sendiri.

D.    SUMBER PUSTAKA
Storey, Jonh. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop: Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies. Penyunting: Dede Nurdin. Yogyakarta: Qalam. Al-Barry, MDJ. Sofyan hadi. 2000. Kamus Ilmiah Kontemporer. Bandung: Pustaka Setia.

Imanto, Teguh. 2012. Budaya Populer dan Realitas Media. Jakarta: Universitas Esa Unggul Jakarta
Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya Populer. Penyadur: Alfathri Adlin. Yogyakarta: Jalasutra.
Karnanda, Ari. 2015. Pengaruh Teori Hegemoni terhadap Media Masa di Indonesia. Sumedang: Blogger http://hikayatsastra.blogspot.co.id/2015/12/pengaruh-teori-hegemoni-terhadap media.html/diakses Jumat, 18 Desember 2015 17:22 Wib


E.     PENUTUP
Tayangan apapun yang dilahirkan oleh industri media entah cetak ataupun televisi dengan segala macam ideologi yang banyak mencerminkan budaya asing dan faham kapitalis di dalamnya, akan berdampak pada permirsa dan berimplikasi pada perubahan cara pandang dan gaya hidup, baik yang bersifat positif maupun negatif dalam kehidupan manusia, siapapun sasarannya entah anak-anak, remaja ataupun orang dewasa
Sudah menjadi kewajiban kita bersama, khususnya kalangan yang berpendidikan tinggi untuk saling mengingatkan, mensosialisasikan bahwa tumbuhnya Budaya Populer lewat tayangan yang tercermin di dalam televisi mempunyai nilai kebaikan, bahkan ada yang sampai menyesatkan.
Hendaknya segala tayangan yang berimplikasi pada pola hidup yang ada dicerna secara mendalam dikaji sisi positifnya untuk kemudian ditransformasikan dengan budaya kita sendiri.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar