LAPORAN BACA JURNAL KAJIAN BUDAYA
“Budaya
Populer dan Realitas Media (Televisi) di Indonesia”
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Pengantar Kajian Budaya
Dosen pengampu: Asep Yusup Hudayat, M.A.
Disusun
oleh:
ARI KARNANDA
180210140041
PROGRAM STUDI SASTRA SUNDA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
PADJADJARANN
DESEMBER 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunianya kepada kita.
Allhamdulillah Laporan Baca Jurnal Kajian Budaya ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Kajian Budaya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membimbing dalam penyusunan laporan ini terutama kepada Bapak Asep Yusup
Hudayat, M.A,. Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Sunda Universitas
Padjadjaran, yang telah membimbing dan mengajarkan pada mata kuliah Pengantar
Kajian Budaya ini.
Penulis menyadari masih banyak kekuranagan pada laporan ini. Oleh sebab itu, penulis sangat
berharap adanya saran dan tanggapan yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai
sebuah informasi.
Jatinangor, 20 Desember 2015
Penulis
BUDAYA POPULER DAN REALITAS MEDIA
(TELEVISI) DI INDONESIA
A.
Identitas
Jurnal
a.
Judul : “Budaya Populer dan Realitas Media”
b. Penulis : Teguh Imanto
c. Tahun : Mei 2013
d. Penerbit : Universitas Esa unggul
B.
Pertimbangan
Dipilihnya Jurnal
1. Gencarnya
arus globalisasi yang menerjang ke berbagai negara termasuk Indonesia, dan
dalam waktu bersamaan hadirnya kecanggihan teknologi telah banyak membantu
dalam penyebarannya. Media massa (Televisi) merupakan alat yang plaing efektif
untuk menyebarkan berbagai macam informasi. Ini sangat menarik
karena media massa ternyata mampu merubah gaya hidup seseorang, dan bisa
mempengaruhi hidup seseorang. Tentunya hal itu akan membuat seseorang
kehilangan jati dirinya dan lebih terpaku pada nilai-nilai yang ada di media
massa yang belum tentu baik untuknya. Disisi lain media massa juga memberikan
keuntungan bagi beberapa pihak yang mengelolanya (Kapitalis) dan hal ini
tentunya menarik untuk di analisis oleh kajian budaya.
2. Karena
masalah ini merupakan masalah yang saling keterkaitan antara sistem kapitalis.
Media sebagai sarana dari sistem ini dan masyarakat menjadi objek atau sasaran
dari pada konten yang disajikan melalui Media televesi, yang berdampak kepada
pengaruh terhadap gaya hidup masyarakuatnya itu sendiri. Disini sudah jelas
adanya praktik hegemonisasi yang sudah sangat namapak. Oleh karena itu pada
pembahasan ini akan dikaitkan dengan teori hegemoni.
3. Model
Sistematika Penulisan
·
Judul
Jurnal, judul ditulis dengan menggunakan huruf times new
roman 14 Point (pt) cetak tebal, dengan spasi 1 dan ditempatkan simetris
ditengah
· Nama
Penulis, nama penulis, ditulis dibawah judul. Jarak antara
judul dan nama penulis diberi satu spasi kosong, dengan ukuran huruf 14 pt.
· Abstrak,
abstrak merupakan ikhtisar suatu tugas akhir yang memuat latar belakang atau
permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil dan kesimpulan. Abstrak ditulis
dalam dua bahasa (bahasa indonesia dan bahasa inggris). Diantara teks abstrak
bahasa indonesia dan bahasa inggris tertulis judul jurnal dalam bahasa inggris.
Kata “abstrak” dicetak tebal dengan ukuran 12 pt dan diletakan simetris. Jarak
antara email dan kata “abstrak” diberi dua spasi kosong ukuran huruf 12 pt.
Teks abstrak bahasa indonesia ditulis setelah kata “abstrak” bahasa indonesial.
Kata dalam “abstrack” sebagai penanda abstrak bahasa inggris dicetak tebal
dengan ukuran huruf 12 pt dan diletakan simetris dengan jarak satu spasi kosong
ukuran huruf 12 pt.
·
Pendahuluan
/ latar belakang
Isi bagian pendahuluan
ditulis ringkas umumnya terdiri atas latar belakang masalah, permasalahan dan
tujun penelitian. Pendahuluan ditulis setelah keyword, dengan jarak tiga spasi
kosong dan ukuran huruf 12 pt tulisan “pendahuluan” menggunakan 12 pt dengan
cetak tebal. Ada jarak satu spasi kosong dengan ukuran huruf 10 pt sebelum
menulis isi pendahuluan.
·
Pembahasan
Isi bagian ditulis
ringkas, dikaitkan dengan teori yang digunakn
·
Kesimpulan
Isi bagian kesimpulan ditulis ringkas
dan harus menjawab masalah penelitian
·
Saran
Isi bagian saran
ditulis ringkas. Berisi saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya
dan saran-saran aplikatif ( bila ada )
·
Daftar
Pustaka
Isi bagian kepustakaan, hanya pustaka
yang digunakan yang tertulis pada naskah ringkas
C.
URAIAN
ISI POKOK JURNAL
Lahirnya modernisasi
kehidupan telah banyak merubah cara pandang dan pola hidup masyarakat,
sehingga peradaban yang terlahir adalah terciptanya budaya masyarakat konsumtif dan hedonis dalam lingkungan
masyarakat kapitalis.
Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya
disebabkan oleh Kemunculannya sebuah kebudayaan
baru yang konon
katanya lebih atarktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyaraka.
Salah
satu ciri khas dari budaya populer adalah kepraktisan,
pragmatisme, dan keinstanan, dan
media cetak maupun media elektronik memiliki peran penting terhadap
penyebarluasan budaya pop di kalangan masyarakat.
Tanpa
kita sadari suguhan instan seperti itu bukan mencerdaskan tetepi mungkin hanya
sebagai hiburan tapi lama kelamaan menjadi komoditas yang konsumtif.
Menurut
tinjauan teori ekonomi politik media, institusi media harus dinilai sebagai
bagian dari sistem ekonomi yang juga berkaitan erat dengan sistem politik. Jika
kita melihat media sebagai bagian dari aktivitas industri atau ada juga yang
menyebutnya media ekonomi kita akan
memahami hubungan antara produsen media terhadap khalayaknya, pengiklan dan
masyarakat.
Industri
media merupakan industri yang unik yang melayani dua pasar sekaligus yaitu khalayaknya
dan pengiklan. Ada 3 sumber kehidupan bagi media, yaitu: content, capital, dan
audiens. Content bekaitan
dengan isi dari sajian media, capital
bekaitan dengan sumber dana untuk menghidupi acara, sedangkan audience berkaitan dengan masalah segmen
yng ditujunya. Dengan dengan demikian dapat dipahami mengapa media banyak
digunakan untuk kepentingan komersial. Karena untuk bertahan media membtuhkan
ketiga sumber kehidupan itu yang ketiganya memiliki keterkaitan satusama lain.
Kinerja seperti ini tentu saja membuat
media dijadiakan alat bagi para pemilik
modal (kapitalis) guna
mempertahankan dominasinya entah itu dalam hal ekonomi, kekuasaan maupun
politis.
Sebuah istilah ”Budaya Populer” atau disebut juga
dengan ”Budaya Pop”, dimana budaya ini dalam pengaktualisasiannya mendapat
dukungan dari penggunaan perangkat berteknologi tinggi ini, sehingga dalam
penyebarannya begitu cepat dan mengena serta mendapat respon sebagian besar
kalangan masyarakat. Budaya ini tumbuh subur dan cepat mengalami perkembangan
yang cukup segnifikan, keberadaanya sangat kuat pada kehidupan masyarakat
Indonesia. Penyiaran Televisi yang dituduh oleh masyarakat, sebagai biang kerok
atas retaknya budaya luhur negeri ini dalam taraf yang sangat memprihatinkan.
Media
khususnya televisi di Indonesia kini terjebak dalam suatu permainan
membalikkan strata budaya dan tata nilai serta perilaku masyarakat yang
sebenarnya, sehingga perancangan program acara ala kadarnya itu, tidak ada lagi
standar acuan kebenaran, karena semuanya hanyalah sekedar menciptakan festival,
kemeriahan, kemegahan, sensasi, spektakuler dengan permainan kekaburan nilai
dan makna. Kalau sudah begini lantas kita mau apalagi ?, maka terkuburlah
nilai-nilai kebenaran dengan peraihannya melalui beberapa proses berdasarkan
aturan-aturan tertentu, kini semua penerapannya dicomot secara bebas tanpa ada
aturan.
Itulah
sekelumit gambaran dari sekian rentetan panjang tentang ”Budaya Populer” dan
keberadaanya begitu mendominasi di tengah masyarakat Indonesia terutama kaum
remaja, hingga budaya lokalpun sedikit demi sedikit tersudutkan dan akhirnya
terlempar dari lingkungan masyarakatnya. Melihat gejala dan perkembangan yang
begitu liar ini, pantaslah beberapa kalangan sangat mengkhawatirkan tentang
penyebarannya, karena sasarannya mencakup cukup luas baik dari kalangan atas,
menengah, bahkan kalangan masyarakat rendahpun terkena dampaknya. Demikian juga
dari usia bisa menyerang anak-anak, remaja, dan dewasa.
Televisi
mampu menggiring alam pikiran manusia hingga pada akhirnya bisa merubah pola hidup,
baik yang positif dan negatif di tengah-tengah kehidupan manusia. Segala macam
apa yang ditayangkan televisi akan berdampak pada psikologi manusia yang
mempunyai kecenderungan untuk meniru apa saja dari pengalaman mereka lihat, dan
korbannyapun tanpa pandang bulu dibuatnya, siapapun sasarannya entah anak-anak,
remaja, eksekutif muda ataupun orang tua sekalipun, semua bisa terjebak dalam
ikatannya. Dampak tayangan televisi akan membentuk gaya hidup dalam
masyarakat kapitalis yang mengusung budaya baru dan akan membentuk
perilaku kearah pergaulan bebas dalam kehidupan yang dipenuhi dengan sikap
materialistik dan hedonis.
Kuatnya
serangan media khususnya televisi di Indonesia dengan segala macam bentuk
keragaman tayangan, berdampak pada sikap gaya hidup masyarakat yang cederung
konsumeristik dan berjiwa hedonis serta menonjolkan berpenampilkan kearah
keglamouran hidup. Perilaku santun dan norma-norma kehidupan yang terlahir dari
warisan para leluhur bangsa Indonesia, telah terkoyakkan oleh hadirnya budaya populer
yang serba instan dan cenderung materialistik itu, telah merusak sendi-sendi
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Para
generasi insan negeri ini lebih cinta dengan kebudayaan impor ketimbang dengan
budayanya sendiri. Masayarakat kebanyakan didalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
lebih percaya pada produk-produk buatan luar negeri dari pada produk bangsanya
sendiri, termasuk pola hidupnya yang jelas-jelas bertentangan dengan ideologi
dan falsafah hidup bangsa ini. Bagaimana mungkin menumbuhkan jatidiri bangsa?,
sementara kita tidak mempercayai hasil dari keringat dan pikiran kita sendiri.
Bagaimana mungkin membangkitkan semangat kebangsaan sementara ideologi
Pancasila dikoyak-koyak dengan hadirnya ideologi lain. Karena jatidiri bangsa yang
lemah itulah, membuat insan negeri ini tak berdaya menjadikan Republik
Indonesia menjadi sebuah negara yang mandiri dengan kekuatannya sendiri.
D.
SUMBER
PUSTAKA
Storey,
Jonh. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop:
Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies. Penyunting: Dede Nurdin.
Yogyakarta: Qalam. Al-Barry, MDJ. Sofyan hadi. 2000. Kamus Ilmiah Kontemporer. Bandung: Pustaka Setia.
Imanto, Teguh. 2012. Budaya Populer dan Realitas
Media. Jakarta: Universitas Esa Unggul Jakarta
Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya
Populer. Penyadur: Alfathri Adlin. Yogyakarta: Jalasutra.
Karnanda, Ari. 2015. Pengaruh Teori Hegemoni terhadap Media Masa di Indonesia.
Sumedang:
Blogger http://hikayatsastra.blogspot.co.id/2015/12/pengaruh-teori-hegemoni-terhadap
media.html/diakses Jumat, 18 Desember 2015 17:22
Wib
E.
PENUTUP
Tayangan apapun yang dilahirkan oleh
industri media entah cetak ataupun televisi dengan segala macam ideologi yang
banyak mencerminkan budaya asing dan faham kapitalis di dalamnya, akan
berdampak pada permirsa dan berimplikasi pada perubahan cara pandang dan gaya
hidup, baik yang bersifat positif maupun negatif dalam kehidupan manusia,
siapapun sasarannya entah anak-anak, remaja ataupun orang dewasa
Sudah menjadi kewajiban kita bersama,
khususnya kalangan yang berpendidikan tinggi untuk saling mengingatkan,
mensosialisasikan bahwa tumbuhnya Budaya Populer lewat tayangan yang tercermin
di dalam televisi mempunyai nilai kebaikan, bahkan ada yang sampai menyesatkan.
Hendaknya segala tayangan yang
berimplikasi pada pola hidup yang ada dicerna secara mendalam dikaji sisi
positifnya untuk kemudian ditransformasikan dengan budaya kita sendiri.